Masa Pendudukan Jepang

Kedatangan Tentara  Jepang di Indonesia

Awalnya,  kedatangan  tentara  Jepang disambut baik oleh bangsa Indonesia. Tentara Jepang dipuja-puja sebagai tentara yang membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Kesempatan ini dipergunakan oleh Jepang untuk memikat hati rakyat Indonesia agar mau membantu Jepang dan memusuhi Belanda. Caranya dengan memberikan janji dan harapan kepada bangsa Indonesia untuk merdeka. Jepang berhasil menarik simpati rakyat Indonesia. Padahal sebenarnya Jepang hanya ingin menguasai Indonesia.

Alasan Jepang ingin menguasai Indonesia:
1.    Indonesia kaya akan bahan mentah seperti minyak bumi, batu bara dan lain-lain.2.    Indonesia kaya akan hasil pertanian dan perkebunan seperti beras, karet, kapas dll
3.    Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah yang sangat banyak (tenaga kerja).

Ada tiga cara tentara Jepang memikat hati dan simpati rakyat Indonesia, yaitu:
a.    Mengizinkan Bendera Merah Putih berkibar di Indonesia
b.    Mengizinkan Rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman.
c.    Mengizinkan bahasa Indonesia dipergunakan sebagai bahasa pergaulan sehari-hari dan di sekolah-sekolah, menggantikan bahasa Belanda.
Akibat Pengerahan Tenaga Manusia

Bangsa Jepang awalnya disambut baik oleh Indonesia, tapi lama-kelamaan makin terlihat sikap kejam dan bengisnya, bahkan lebih kejam dari Belanda. Hasil bumi rakyat Indonesia dirampas oleh Jepang. Obat-obatan juga tidak tersedia, pakaian pun mahal.

Rakyat banyak yang mati kelaparan dan terserang penyakit. Rakyat Indonesia juga dipaksa mengerjakan pekerjaan berat, seperti membuat jalan raya, jembatan, benteng pertahanan, lapangan udara dan lain-lain.

Nasib mereka sangat menderita, tidak hanya bekerja di dalam negeri saja tetapi ada yang dikirim sampai ke luar negeri juga seperti Myanmar, Vietnam, Thailand dll. Mereka bekerja keras tanpa upah. Jika membantah akan disiksa. Kerja paksa zaman Jepang disebut Romusha.
Organisasi-organisasi bentukan Jepang
Untuk menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang juga mendirikan organisasi-organisasi, antara lain  Gerakan Tiga A, MIAI dan Masyumi, Putera, Heiho dan PETA.

a.    Gerakan Tiga AGerakan Tiga A merupakan organisasi pertama yang dibentuk oleh Jepang. Didirikan pada tanggal 29 April 1942, sebagai bagian propaganda Jepang (Sendenbu)
Pelopor gerakan Tiga A adalah Shimizu Hitoshi. Gerakan ini diketuai oleh Mr. Syamsudin.
Semboyan Gerakan Tiga A adalah:
1.    Jepang Pemimpin Asia
2.    Jepang Pelindung Asia
3.    Jepang Cahaya Asia
3A Nippon: Cahaya Asia, Pelindung Asia, Pemimpin Asia

Gerakan Tiga A bukan merupakan gerakan kebangsaan Indonesia. Gerakan ini hanya semata-mata sebagia upaya Jepang untuk memikat hati bangsa Indonesia agar mau membantu Jepang. Gerakan ini kurang mendapatkan perhatian bangsa Indonesia sehingga kemudian gerakan ini dibubarkan.

b.    Organisasi Islam
•    Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Organisasi ini sesungguhnya bukan murni bentukan Jepang. MIAI telah ada sebelum Jepang datang ke Indonesia. Pendirinya adalah K.H. Mas Mansur pada tahun 1937 di Surabaya. Kemudian, pada tanggal 13 Juli 1942, MIAI dihidupkan kembali oleh Jepang untuk menarik simpati bangsa Indonesia khususnya umat muslim. Usaha ini cukup berhasil
•    Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)Pada bulan Oktober 1943, MIAI secara resmi dibubarkan. Sebagai gantinya, pada tanggal 22 November 1943 secara resmi didirikan organisasi Islam baru dengan nama Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Ketuanya adalah K.H. Hasyim Asy’ari dibantu K.H. Mas Mansur dan K.H. Farid Ma’ruf.
Pemerintah Jepang memberi kebebasan kepada pemuda-pemuda Islam untuk membentuk laskar-laskar muslim Indonesia, antara lain laskar Hisbullah, Fisabilillah, dll. Mereka diberi latihan-latihan militer oleh Jepang.

c.    Pusat Tenaga Rakyat (Putera)Putera didirikan pada tanggal 9 Maret 1943. Gerakan ini berbeda dengan Gerakan Tiga A yang bukan merupakan organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia. Putera dipimpin oleh tokoh-tokoh pergerakan kebangsaan Indonesia, antara lain Ir. Soekarno, Dr. Moh Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur.
Di dalam Putera, Bangsa Indonesia dan Jepang mempunyai kepentingan sendiri-sendiri. Jepang membentuk Putera dengan tujuan untuk memusatkan seluruh kekuatan masyarakat Indonesia dalam rangka membantu usaha Jepang melawan Sekutu. Sedangkan para pemimpin Indonesia seperti Bung Karno, Bung Hatta, K.H. Dewantara, K.H. Mas Mansur, dll berusaha memanfaatkan Putera sebagai tempat untuk mengobarkan semangat kemerdekaan bangsa Indonesia.
Jepang mulai curiga dan merasa tidak puas dengan Putera. Kemudian pada tanggal 8 Januari 1944 didirikan organisasi baru yang bernama Jawa Hokokai (Perhimpunan Jawa). Organisasi baru ini dipimpin langsung oleh orang-orang Jepang. Salah satu tugas Jawa Hokokai adalah mengerahkan tenaga rakyat Indonesia sebagai pekerja paksa (Romusha)

d.    Heiho (Pembantu Prajurit)Angkatan perang Sekutu dibawah pimpinan Amerika Serikat terus melakukan serangan terhadap tentara Jepang. Untuk itu, Jepang sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari masyarakat Indonesia. Dalam pidatonya di Tokyo tanggal 16 Juni 1943, Perdana Menteri Jepang yang bernama Hideki Tojo mengumumkan bahwa rakyat Indonesia diberi kesempatan ikut serta kegiatan politik dan pemerintahan. Perang makin gawat, sehingga tentara Jepang mulai membentuk Heiho (Pembantu Prajurit). Untuk Angkatan Darat disebut Rikugun Heiho, untuk Angkatan Laut disebut Kaigun Heiho. Setelah memperoleh latihan militer, mereka dikirim ke medan pertempuran, seperti Maluku, Irian Jaya, dan lain-lain.
Para calon prajurit Heiho diberi latihan dasar militer. Bagi bangsa Indonesia, hal ini sangat berguna karena dengan latihan ini pemuda-pemuda Indonesia memperoleh pengetahuan tentang baris-berbaris,menggunakan senjata, siasat perang dan lain-lain.
Jepang juga memberikan latihan militer ringan kepada:
-    Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
-    Seinendan (Barisan Pemuda) laki-laki
-    Yoshi Seinendan (Barisan Putera) wanita
-    Fujinkai (Perhimpunan Wanita)

e.    PETA (Pembela Tanah Air)PETA didirikan oleh Jepang pada tanggal 3 Oktober 1943. Anggotanya adalah orang-orang Indonesia. PETA juga diberi latihan militer. Tetapi berbeda dengan Heiho yang dikirim ke daerah-daerah pertempuran. PETA hanya diperuntukkan bagi pertahanan daerah masing-masing.
Di dalam PETA ada 5 jenis jabatan, yaitu: Daidanco (Komandan Batalyon), Cudanco (Komandan Kompi), Shodanco (Komandan Peleton), Budanco (Komandan Regu) dan Giyuhei (Komandan Sukarela)
Tujuan pembentukan peta adalah mempertahankan tanah air Indonesia bila diserang Sekutu.
Perlawanan Rakyat Terhadap Jepang
Kekejaman Jepang menyebabkan bangsa Indonesia menderita. Oleh karena itu, timbullan berbagai pemberontakan rakyat Indonesia, antara lain:
a.    Perlawanan rakyat Aceh tahun 1942 di Cot Pileng dipimpin oleh Teuku Abdul Jalil dan 1944 di Mereudu.
b.    Perlawanan rakyat Biak, Irian Jaya tahun 1943.
c.    Perlawanan rakyat Pontianak, Kalimantan Barat tahun 1944. Di sana dibangun Monumen Mandor atau Pemakaman Mandor untuk mengenang jasa beribu-ribu orang yang dibunuh Jepang secara kejam.
d.    Perlawanan Rakyat Singaparna (Tasikmalaya), Jawa Barat Tahun 1944, dipimpin oleh K.H. Zainal Mustafa.
Pada tanggal 25 Oktober 1944, K.H. Zainal Mustafa dan 17 orang pengikutnya dibunuh secara kejam oleh Jepang. Jenazahna dimakamkan di Ancol, dan pada tanggal 25 Agustus 1973 kerangka jenazah mereka dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Sukamanah, Tasikmalaya.
e.    Pemberontakan PETA di Blitar
Pemberontakan PETA terjadi pada tanggal 14 Februari 1943 di bawah pimpinan Shodanco Supriyadi. Namun pemberontakan ini dapat diatasi oleh Jepang. Para pemimpinnya, seperti Muradi, Suparyono, Dr. Ismangil, Sudarmoo, Supriyadi dll dijatuhi hukuman mati. Tetapi Supriyadi dinyatakan hilang dan tidak hadir dalam persidangan.
Masih banyak lagi perlawanan-perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia terhadap Jepang. Banyak pemuda Indonesia yang berhasil menyusup sebagia pegawaia pada pusat propaganda Jepang (sekarang menjadi kantor Berita Antara), antara lain Adam Malik, Sukarni, Pandu Wiguna dll. Ada pula yang menjadi Anggota dinas angkatan laut Jepang seperti Achmad Subardjo, Sudiro, Wikans dll.
Sumber:
BELAJAR: Pendudukan Jepang di Indonesia: Perlawanan Rakyat ...: Perlawanan Rakyat Terhadap Jepang Kekejaman Jepang menyebabkan bangsa Indonesia menderita. Oleh karena itu, timbullan berbagai pemberontak.